Agama dan Masyarakat
Fungsi Agama
Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan
(kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah
yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Kata
"Agama" berasal dari bahasa Sanskerta, āgama (आगम)
yang berarti "tradisi".[10]. Kata lain untuk menyatakan konsep ini
adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata
kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan
berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
Kehadiran agama memiliki
peran dan fungsi yang cukup banyak dalam kehidupan manusia. Adapun beberapa
fungsi agama adalah sebagai berikut:
- Pedoman perasaan keyakinan
- Pedoman dalam membentuk nilai-nilai kehidupan
- Pengungkapan estetika (keindahan)
- Pedoman rekreasi dan hiburan
- Memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama.
Pelembagaan Agama
Agama begitu universal, permanen (langgeng) dan
mengatur dalam kehidupan, sehingga bila tidak memahami agama, akan sukar
memahami masyarakat. Agama melalui wahyunya atau kitab sucinya memberikan
petunjuk kepada manusia guna memenuhi kebutuhan mendasar, yaitu selamat dunia
dan di akhirat, di dalam perjuangannya tentu tidak boleh lalai.
Untuk kepentingan tersebut perlu jaminan yang
memberikan rasa aman bagi pemeluknya. Maka agama masuk dalam sistem kelembagaan
dan menjadi sesuatu yang rutin. Agama menjadi salah satu aspek kehidupan semua
kelompok sosial, merupakan fenomena yang menyebar mulai dari bentuk perkumpulan
manusia, keluarga, kelompok kerja, yang dalam beberapa hal penting bersifat
keagamaan.
Dan terbentuklah organisasi keagamaan untuk mengelola
masalah keagamaan. Yang semula terbentuk dari pengalaman agama tokoh
kharismatik pendiri organisasi, kemudian menjadi organisasi kegamaan yang
terlembaga. Lembaga keagamaan berkembang sebagai pola ibadah, ide- ide,
ketentuan (keyakinan), dan tampil sebagai bentuk asosiasi atau organisasi.
Tampilnya organisasi agama akibat adanya kedalaman beragama, dan mengimbangi
perkembangan masyarakat dalam hal alokasi fungsi, fasilitas, produksi,
pendidikan dan sebagainya.
Agama, Konflik dan Masyarakat
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang
berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu
proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) di mana salah
satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau
membuatnya tidak berdaya.
Masyarakat adalah sekelompok orang dalam sebuah sistem
semi tertutup atau semi terbuka yang sebagian besar interaksinya adalah antara
individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata society berasal
dari bahasa latin, societas, yang berarti hubungan persahabatan dengan yang
lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti
society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society
mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan
yang sama dalam mencapai tujuan bersama.
Agama dalam satu sisi dipandang oleh pemeluknya
sebagai sumber moral dan nilai, sementara di sisi lain dianggap sebagai sumber
konflik. Menurut Afif Muhammad : Agama acap kali menampakkan diri sebagai sesuatu
yang berwajah ganda”. Sebagaimana yang disinyalir oleh John Effendi yang
menyatakan bahwa Agama pada sesuatu waktu memproklamirkan perdamaian, jalan
menuju keselamatan, persatuan dan persaudaraan. Namun pada waktu yang lain
menempatkan dirinya sebagai sesuatu yang dianggap garang-garang menyebar
konflik, bahkan tak jarang, seperti di catat dalam sejarah, menimbulkan
peperangan.
Sebagaiman pandangan Afif Muhammad, Betty R. Scharf
juga mengatakan bahwa agama juga mempunyai dua wajah. Pertama, merupakan keenggaran
untuk menyerah kepada kematian, menyerah dan menghadapi frustasi.
Kedua, menumbuhkan rasa permusuhan terhadap
penghancuranb ikatan-ikatan kemanusiaan. Fakta yang terjadi dalam masyarakat
bahwa “Masyarakat” menjadi lahan tumbuh suburnya konflik. Bibitnya pun bias
bermacam-macam. Bahkan, agama bias saja menjadi salah satu factor pemicu
konflik yang ada di Masyarakat itu sendiri.
Sumber:
Komentar
Posting Komentar