Konsep Script dan Story Board
Pengertian Script
Bahasa skrip atau
script adalah salah satu bentuk bahasa pemrograman yang berperan sebagai
penunjang atau pelengkap suatu program. Artinya, kode program dengan bahasa
skrip akan disisipkan ke dalam sebuah kode program yang sudah besar atau
kompleks. Saat seorang programmer menambahkan script pada source code, maka ia
akan mampu merealisasikan fungsionalitas tertentu di dalam program yang
dihasilkan.
Meskipun termasuk
ke dalam jenis bahasa pemrograman, terdapat ciri khusus yang menandai sebuah
script. Ciri utama terletak pada proses eksekusi bahasa skrip yang dapat
berjalan tanpa melalui kompilasi. Hal ini berbeda dengan bahasa pemrograman
lain yang membutuhkan IDE (Integrated Development Environment) untuk melalui
proses kompilasi (compile). Jika kompilasi gagal, maka program tidak dapat
berjalan sesuai ekspektasi. Contoh bahasa pemrograman selain script adalah
Java, C++, C#, C, dan lain
Jenis dan Contoh
Script
Sejak pertama kali
diperkenalkan pada tahun 1970, scripting terus berkembang pesat. Hingga saat
ini, jenis scripting yang pernah dan masih eksis terdapat dalam penjelasan
berikut.
Scripting Berbasis
Server
Sesuai dengan
namanya, scripting berbasis server berarti bahwa script dilakukan pada server.
Istilah untuk komunikasi pada server ini disebut dengan server-side. Jenis
bahasa skrip dapat ditandai dengan pengetahuan pengguna hanya sebatas hasil
akhir saja. Contoh bahasa pemrograman untuk script berbasis server antara lain
adalah:
- Python: Bahasa pemrograman yang terkenal mudah dipelajari dan sangat fleksibel. Python sudah banyak digunakan untuk Command Line Interface (CLI), Internet of Things (IoT), website, aplikasi desktop, dan masih banyak lagi. Bahasa pemrograman ini bahkan dapat diterapkan untuk paradigma pemrograman berorientasi objek (OOP) maupun prosedural.
- Perl: Perl memiliki keunggulan sebagai bahasa skrip dengan kecepatan processing yang tinggi, memungkinkan pengelolaan string yang sangat baik, dan memiliki kompabilitas backward yang tinggi. Pada sebagian besar pembuatan program CGI, para pengembang program telah banyak menerapkan Perl sebagai “senjata” mereka.
- Ruby: Bahasa Ruby menjadi semakin populer karena tidak menuntut sintaks yang rumit, mengusung penyelesaian exception secara baik, serta menyediakan garbage collector untuk penghapusan informasi yang usang. Namun bahasa skrip ini masih cenderung lebih lambat untuk dijalankan.
- PHP: Kehadiran PHP terbukti mampu menghasilkan produk situs web berkualitas karena dikombinasikan dengan HTML. Bahasa skrip ini juga dapat dijalankan pada berbagai sistem operasi seperti Windows, Mac, dan Linux. Selain itu, PHP sangat mudah dan fleksibel untuk konfigurasi dengan web server seperti Apache.
Scripting Berbasis
Client
Berbeda dengan
scripting berbasis server, pada scripting berbasis client terdapat pengguna
yang dapat melakukan scripting lewat komputer pengguna. Contoh bahasa
pemrograman untuk script berbasis client antara lain adalah:
- JavaScript: Menjadi bahasa skrip pertama dan paling populer karena fleksibel, dinamis, serta berjalan dengan pada web browser seperti Mozilla Firefox, Google Chrome, hingga Internet Explore.
- Java (plugin): Dapat bekerja dengan baik pada Java Virtual Machine (JVM) yang diklaim sebagai platform eksekusi tercepat dan paling efisien yang ada saat ini.
- Adobe Flash (Plugin): Bahasa skrip yang cocok untuk membangun situs web yang dinamis dan interaktif. Misalnya ketika Anda membutuhkan efek animasi dan bitmap.
Pengertian
storyboard
Storyboard adalah sebuah sebuah desain sketsa gambar yang disusun secara berurutan sesuai dengan naskah cerita yang telah dibuat. Dengan pembuatan storyboard sendiri, maka pembuat cerita atau naskah dapat menyampaikan pesan atau ide dengan lebih mudah kepada orang lain.
Dengan membuat
cerita yang tersusun rapi, maka penonton dapat menangkap maksud dan tujuan dari
cerita tersebut. Sehingga pesan dan dari content creator tersebut dapat
tersampaikan dan dapat mempengaruhi orang tersebut sesuai dengan naskah yang
dibuat.
Tujuan membuat
storyboard
Sejarah singkat
dari pembuatan storyboard sendiri dimulai pada tahun 1930. Dimana, untuk
pertama kali dibuat oleh Studio Walt Disney dengan mulai berkembangnya revolusi
buku komik yang terbentuk sketsa cerita.
Tujuan sebenarnya dari pembuatan sebuah storyboard adalah sebagai berikut:
- Sebagai sebuah panduan untuk pihak yang terlibat dalam penyusunan naskah. Mulai dari sutradara, produser, penulis cerita, kameramen, hingga lighting.
- Untuk dapat memvisualisasikan ide yang dirancang oleh pembuat film.
- Sebagai alat untuk dapat mengkomunikasikan ide atau gagasan dalam suatu film.
- Untuk dapat menjelaskan alur atau jalannya narasi cerita.
- Untuk menjelaskan proses pergantian, perpindahan setiap frame atau elemen, serta berperan dalam pengaturan waktu atau timing pada setiap sequence.
Fungsi storyboard
Di dalam pembuatan alur naskah, juga tersusun atas beberapa ide dan konsep kreatif yang dituangkan ke dalam sebuah gambar. Berikut ini merupakan beberapa fungsi yang dimiliki oleh storyboard. Digunakan untuk menggambarkan alur cerita secara garis besar mulai dari awal, pertengahan, hingga akhir. Kemudian, berguna juga untuk proses perencanaan awal pembuatan sebuah film. Dan yang terakhir, digunakan untuk memudahkan dalam membuat dan memahami alur cerita atau naskah dalam suatu film.
Komponen yang
digunakan
Setelah memahami
tujuan dan fungsi yang dimiliki oleh storyboard, selanjutnya kita akan membahas
mengenai beberapa komponen penyusun dari storyboard. Berikut ini merupakan
beberapa komponen yang terdapat dalam sebuah template desain sketsa:
1. Judul
Komponen pertama
adalah judul, yang mana didalamnya berisi tentang judul, adegan, episode, dan
halaman. Komponen judul sangatlah penting sebagai konsep dasar pemahaman
penonton untuk mengetahui tema atau topik dalam suatu film atau naskah.
2. Sub judul
Komponen kedua
berisi tentang penjelasan setiap adegan, lokasi, waktu, urutan, serta panel
desain. Fungsi dari sub judul ini untuk memudahkan dalam menjabarkan topik
judul, sehingga penonton dapat lebih mudah untuk mengetahui setiap bagian film
dengan lebih detail.
3. Visual
Komponen ketiga
berisi tentang gambaran setiap adegan yang memuat elemen seperti gambar, teks,
foto, grafis, dan elemen visual yang lain. Setiap elemen tersebut merupakan penyusun
dalam bagian visual sketsa.
4. Audio
Komponen keempat
berisi mengenai uraian audio untuk melengkapi nama dari file musik atau
rekaman. Serta, efek suara (SFX) yang akan dimainkan di layar masing – masing.
5. Dialog
Komponen yang
kelima, berisi detail pergerakan dari kamera (angle), serta beberapa adegan
dialog yang dilakukan. Untuk dialog sendiri, bersifat opsional dan menyesuaikan
dengan kondisi dari topik bahasa yang dirancang.
6. Properti
Komponen yang
keenam, berisi tentang penjelasan terkait artistik, durasi / timing, perlengkapan
tambahan, serta properti pendukung pembuatan desain.
Komentar
Posting Komentar